Archive for August 2013

"jika aku mengatakan bahwa aku biasa saja jika berada didekatmu, itu bohong."
tentu saja seluruh tubuhku bergetar hebat saat mendengar nama itu--namamu. sel-sel otakku berlompatan menghasilkan lompatan listrik kecil yang merambat hingga seluruh tubuhku. gila. berada beberapa sentimeter dari permukaan kulitmu saja membuat jantungku memompa darah lebih cepat. mataku kaku. tidak berani menoleh, apalagi menegur. maaf, aku tidak bermaksud begitu. aku hanya terlalu gugup.

aku tidak pernah percaya bahwa aku akan se-gugup ini berada didekatmu, walaupun aku terlihat... biasa saja.

bayanganmu hilang seiring lagu ini berakhir, lalu muncul lagi di lagu yang lain.

what are you—i mean who are you? why are you walking through my songs?

Firasat-

Hari ini matahari bersinar lebih cerah dari biasanya, lebih sejuk dari biasanya, dan tampaknya lebih ceria dari biasanya. Entah mengapa, rerumputan sepertinya menari sesuai tempo lagu yang kudengarkan melalui iPodku. Angin semilir menyapu rambut yang dikuncir rapi oleh mama.

Tampak seorang pria dengan kaos Polo-nya yang kelabu. Rambutnya yang sudah lumayan gondrong ikut tertiup angin. Ia duduk membelakangiku. Sepertinya aku kenal.. tapi siapa?

Lelaki itu menoleh. Tidak, ia tidak tersenyum. Ia juga tidak tampak seperti guru fisika yang sedang darah tinggi. Lelaki itu sedang bersedih, sepertinya. Mata itu seperti menyuruhku untuk mendatanginya... dan sepertinya aku ingat tatapan ini. Tatapan yang aku harapkan sejak dulu, tatapan tanpa acuh. Seakan-akan ia menginginkanku--tatapanku. Kaki yang semula terpaku, akhirnya melangkah tanpa komando. Aku menghampirinya? aku menghampirinya!

Kemudian, aku duduk di sisi kanannya. Aku harap ia menoleh lalu tersenyum. Alih-alih menoleh, bahkan sepertinya ia tidak menyadari kedatanganku. Kami terdiam selama beberapa saat, tidak ada gerakan tangan sekalipun. Ia memulai gerakan duluan, dengan membuang muka ke sisi kirinya. Aku menoleh, memperhatikan reaksi terhadap diam. Aku bingung, di otakku berputar-putar banyak pertanyaan. Aku harus berani mengatakan sesuatu, apapun!

"Ada apa denganmu?," aku akhirnya memberanikan diri. "kau tampak..." belum sempat aku melanjutkan kata-kataku, tiba-tiba ia menangis.

Tangisan yang lebih dalam dari yang pernah aku tau tentang lelaki. Aku tau bahwa lelaki cenderung menyembunyikan perasaannya walaupun ia tak benar-benar bermaksud menyembunyikannya. Aku bingung, tapi tidak panik. Seakan kubiarkan saja tangisan itu mengalir di pipinya. Aku seharusnya tahu, tapi apa?

"Apa yang terjadi?" aku berbicara lagi, memegang pundaknya.
Dia terus saja menangis, tanpa suara. Aku juga tidak yakin apakah dia benar-benar menangis atau sekedar meneteskan air mata.

------------------

"BHAAAAA!!!! Bangun weyyy!" aku merasakan tubuhku diguncang oleh beberapa tangan--mungkin banyak orang.

Tubuhku terasa sangat lelah dan malas. Darah tinggiku mungkin saja muncul ditengah keributan orang-orang ini, pikirku. Setelah beberapa saat, aku tidak merasakan apa-apa. Oh, mungkin mereka sudah pergi, syukurlah. Mataku masih menutup, namun aku sudah sadar.

e - to be continued..