Archive for February 2015

setelah setengah tahun kita berjarak, mungkin kau tak kunjung paham arti rinduku. percuma berkata, kau tak akan pernah paham. kau bilang kita saling mencintai, namun rindu hanya keluar dari bibirku. bibirmu? kaku seperti bambu. kau bilang kau juga rindu, namun kupikir jawabanmu hanya formalitas. aku rindu ketika kau bilang rindu duluan padaku. aku mencoba acuh untuk menunggu waktu itu, tapi kau tak kunjung datang. kau hanya diam, seperti biasa. aku tidak bisa yakin kau masih cinta, jika saat ketika berjarak, hatimu pun. aku ingin tidak peduli, tapi hati ini teriris bagaikan serut kayu. atau justru hatimu telah runtuh terkena gempa lalu puing-puingnya terbang entah kemana?

aku tahu kau lelah, namun setidaknya katakanlah kau rindu padaku meskipun aku tahu kau berbohong. buatlah aku merasa seolah-olah kau juga rindu padaku walaupun kenyataannya tidak sama sekali. luangkan satu menit terakhirmu sebelum terlelap, bahwa kau juga merindukanku. aku yakin kau lebih kuat daripada lelahmu, namun kau memilih kalah.

rinduku seperti tempat sampah di pinggir jalan, menumpuk dan terabaikan.
rinduku seperti dedaunan yang mati tertiup angin, tidak berguna dan terlupakan.

kau tidak merindukanku, ataukah kau merindukan yang lain?


BROMO, 22 Januari 2014.