Archive for December 2016

tidak mampukah kau sedikit memberi aku sehela nafas saja untuk menjadi jeda antara sedih dan bahagia?

//teruntuk kamu, yang sedang memikul Himalaya.

aku tahu persis bahwa kau sedang memikul Himalaya di punggungmu
sedang pohon-pohonnya makin mengakar, mencengkram punggungmu
erat-erat.

aku tahu kau tidak baik-baik saja, jujurlah--paling tidak pada diri sendiri.
kau boleh lelah, kau boleh sedih,
sepenuhnya manusiawi.

sabar, tegar,
semua ini ada maksudnya, semua punya tujuan.
entah mendewasakan atau mengecewakan,
tergantung.

kau sudah pernah memikul gunung lain di punggungmu,
sudah sepantasnya kamu menjadi lebih tangguh dari ini.

tidak apa-apa, jika kau rasa ini berat,
bagilah sebagian Himalaya untukku juga.

karena hati ini lebih teriris melihatmu termenung
daripada memikul Himalaya,
berdua,
bersamamu.

should we take a break so we know how much we need each other?

haruskah kita terus-terusan mencoba mengerti orang lain dan bolehkah kita egois sesaat dengan kebahagiaan diri sendiri?

...untuk menghargai diri dan memberi ruang sedikit untuk bernafas, sejenak?

//mekanisme harapan.

bagaimana sebenarnya mekanisme harapan itu sehingga ia lebih sering di luar ekspektasi?
bagaimana keresahan mempengaruhi keberhasilan sebuah harapan?
apakah kita dilarang resah dan seharusnya berhenti mengharapkan apapun?
lalu, untuk apa kampanye mengembangkan harapan sedemikian besarnya?

Keresahan Setelah Subuh

astaghfirullah,
               astaghfirullah,
                         astaghfirullah.

ampuni segala prasangka buruk hambaMu ini,
hamba hanyalah sekumpulan pemikiran-pemikiran tentang masa yang akan datang dan keresahan-keresahan masa yang sudah lalu.

tambahkan sabar pada segala keluhan,
luruskan segala kemelut,
hindarkan dari segala prasangka buruk,
ya Allah.

dimana kepantasan hambaMu ini meminta sebanyak itu?
ya Allah, sesungguhnya Engkaulah tempat pulangnya segala keluh dan air mata,
segala bahagia dan tawa.

entah sebanyak apa lagi istighfar yang ingin hamba ucapkan tatkala keresahan menguasai dada,
dengan segala ketidakteraturan emosi dan pikiran,
entah ketenangan apa lagi yang mampu menyembuhkan selain menyebut namaMu.

ya Allah, kelilingi hamba dengan orang-orang yang mau mengerti bahwa hati ini bisa lelah dan butuh waktu untuk mengobati.

dan bantu hamba untuk melakukan hal yang sama.