Archive for July 2013

musik tidak ada yang sembarangan. tidak akan pernah. bagaimanapun musik diciptakan, ia tidak akan pernah sembarangan. butuh penghayatan dan pemahaman tingkat tinggi untuk menciptakan musik. terkadang, musik yang baik bukan dikomposisikan dengan sengaja. malah yang tidak sengaja mengalun di kepala komposer (atau siapapun) akan menjadi musik yang hebat.


saya memang bukan komposer atau musisi atau seniman, atau apapun namanya. saya bahkan tidak bisa memainkan alat musik apapun, kecuali pianika hahaha. saya juga tidak pandai menyanyikan lagu dengan merdu seperti Celine Dion atau kawan-kawan sepantarannya. saya juga bukan seseorang yang berminat mendalami musik. saya cukup sebagai pendengar. saya bukan juga pendengar yang tahu semua band atau penyanyi atau siapapun itu yang menghasilkan musik. saya suka musiknya karena nyaman ditelinga, bukan karena siapa penyanyinya.

saya adalah manusia yang menjadikan musik sebagai kebutuhan pokok, bukan sebagai pemberat memori eksternal telepon genggam. bukan dimainkan hanya ketika ada panggilan masuk. 

saya tidak tahu apa yang orang lain rasakan saat musik menggetarkan gendang telinga mereka. yang saya rasakan adalah seluruh saraf otak saya terkoneksi. tiba-tiba saja banyak pikiran yang berputar-putar di otak saya. banyak sekali ide-ide cerita yang berlompatan. banyak sekali semangat yang terbakar untuk melakukan hal yang positif meskipun musik itu bernada sedih. 

apalagi jika yang saya dengarkan adalah musik instrumen, tanpa syair. lebih sederhana, namun ampuh. lebih berdurasi lama, namun tidak membosankan (padahal saya tipe orang yang mudah bosan). saya tidak tahu mengapa banyak orang yang tidak menikmati instrumen. padahal banyak juga penelitian yang mengatakan bahwa instrumen lebih memudahkan kita dalam berpikir dan membuat pikiran kita lebih rileks. dan memang itulah yang saya rasakan.  

our eyes just met for a second, but—you know—you made my day ツ

"Dia yang mencipta tujuh langit berlapis-lapis, Tidak engkau lihat pada ciptaan Allah suatu cacat pun, pandanglah lagi, adakah kau lihat ada retak di sana ? Lalu ulangi pandanglah sekali lagi, niscaya pandanganmu akan tunduk takluk. " [QS. Al Mulk 67:3-4]

saat ini sudah pukul 00.23 dini hari. udara di kamar tidurku mulai dingin dengan bantuan air conditioner bersuhu 21 derajad celcius. jujur, aku mulai kedinginan. peneranganku sudah berganti kepada lampu meja belajarku--dan layar monitor laptop. ya, aku masih terjaga. keadaan ini mendorongku lebih kuat--untuk menulis. aku tidak berharap ada yang membaca. aku hanya ingin mengungkapkan apa yang mungkin tidak ingin orang lain dengar. so, blog, listen to me.

Beberapa menit yang lalu, aku baru saja selesai menonton sebuah film Indonesia berjudul Rectoverso. Film ini merupakan gabungan dari beberapa kisah yang inspiratif. Dari 1 jam 20 menit film itu, aku mendapatkan 2 pelajaran penting. Pertama, kita hanya perlu menerima apa yang terjadi. Selama ini, aku banyak mengeluh dengan apa yang terjadi. Aku merasa diperlakukan tidak adil, dilupakan, dijadikan perkecualian. Tidak tau oleh siapa. Marah, kecewa, sedih, pada diri sendiri. Menyalahkan keadaan, bersumpah-serapah, semuanya terlakukan begitu saja. Terkadang, apa yang terjadi pada hidup kita--yang kita keluhkan--justru merupakan hal terbaik yang memang harus terjadi. Tidak, jika semuanya malah dirasa semakin buruk, itu hanya ilusi. Hal yang harus kamu lakukan adalah melepaskan. Apa yang dilepaskan? beban. Beban untuk melakukan sesuatu agar semuanya tampak baik-baik saja dan berada di jalurnya. Biarkan Tuhan menyelesaikan dengan cara ajaibNya. Akhir-akhir ini aku mulai menyadari keajaiban. IT IS REAL! ia kadang datang dengan sangat lembut, hingga kita tidak menyadarinya.

Kedua, alam semesta berhubungan, tidak ada yang kebetulan. Semua kejadian di bumi dan alam semesta sudah diatur. Keteraturan alam semesta yang tidak amburadul dan ternyata sangat rapi merupakan salah satu bukti jika alam semesta saling berhubungan--terikat. Ada seseorang yang pernah bilang bahwa kepakan sayap kupu-kupu di Tokyo dapat menyebabkan badai topan di New York. How great! It seems unbelieveable, but you know... it happened, right? Aku belum merasakan maksud dari beberapa 'kebetulan' yang terjadi di sekitarku. Mungkin memang bukan sekarang waktunya untuk terjadi, but i believe it will happen soon. Terlalu memusingkan jika kita memikirkan kebetulan-kebetulan ini, terlalu banyak, terlalu kompleks.

FYI, post ini selesai sekitar 23 jam setelah aku menulis baris pertama post ini. Ga penting sih, tapi gapapa lah hahaha(?)
BONUM NOCTEEEEE!><

RAMADHAN!!




HEIHOOOO!!
sudah masuk bulan suci ramadhan nih, buat siapapun yang lagi baca artikel ini (walaupun kayanya gaada yang baca) elda minta maaf lahir dan batin yaaak!:3 maafkan kesalahan yang kusengaja atau tidak kusengaja. ya... kadang manusia suka khilaf ngomongnya asal ceplas-ceplos, but at the end we have to end up like this. saling memaafkan memang mudah diucapkan, tapi memaafkan kesalahan hingga kesalahan terkecil--sangat susah. sering orang bilang "iya aku maafin.." atau "sama-sama ya.. (re: minta maaf)" but you know, they dont really forgive you. 

ya.. mau dia maafin kamu atau enggak, itu bukan jadi urusan kamu lagi. yang penting sudah minta maaf dengan sungguh-sungguh, ikhlas dari lubuk hati terdalam yekaaaan;)

MARHABAN YA RAMADHAN! :-)


cold-war.

"Hiyaaak, perang dingin antara batin dan pikiran mulai memanas bungggg!"

haha hai! no, no, it was not a joke. sampai aku menuliskan kalimat inipun perang masih sengit. bisa dibilang ini adalah self-war. sengit. kedua pihak selalu tidak pernah bosan memperjuangkan kemenangan. mereka berdua benar-benar menguras tenaga ku. akhir-akhir ini Pikiran-lah yang menjadi pemenang. and it isnt goes better.

aku tidak terbiasa melampiaskan keadaan yang kualami kepada orang lain. just my self, and my notebook--and my blog of course. perasaan jengkel, marah, kesel, sedih, terkadang ikut luntur bersama untaian kata tidak karuan yang aku tulis disini. 'takut' adalah hal paling sederhana yang mengacaukan pikiranku. i dont even know why i do afraid of being afraid. klise, emang. tapi gimana lagi? aku sudah berusaha untuk nggak takut, tetapi hal itu selalu terjadi.

aaah gatau, deh. tanggul emosiku sudah longsor. thanks for being there, Blog. much love xx