Archive for October 2015

Aku Bisa Apa?

"Seseorang dikirimkan Tuhan kepada kita, terkadang bukan untuk tinggal, tapi sekadar lewat dan mematangkan logika. Dia yang datang dan pergi tanpa pamit, tapi meninggalkan remah roti di selamat-tinggal-nya."

Dua kalimat yang tiba-tiba kubaca. Dan, ya, kebetulan cocok dengan keadaanku saat ini. Hubungan kami di ujung tanduk, sedikit lagi tertiup angin lalu jatuh. Karena kebodohanku yang tidak kenal waktu, maaf. Tadi malam, aku membuat kekacauan bagai angin topan yang menghamburkan segala apa yang menghalanginya. Semuanya berantakan. Saya bodoh. Saya tidak berpikir panjang semalam. 

Siapa yang mengira, berawal dari kok dia nge-mention kamu ginian? sekarang berakhir menjadi daripada diterusin kamu gaada percayanya sama aku. Siapa yang mengira tarikan hembusan nafas bisa sekaligus jadi pisau lempar yang siap mengenai siapa saja?

Daun yang jatuh dari dahan juga tidak akan pernah mengira pada akhirnya mereka akan terinjak-injak oleh pejalan kaki yang lalu lalang. Demikian pula aku, yang hampir 24 jam yang lalu menanyakan hal sepele berakhir dengan keputusasaan dia terhadapku.

Aku pernah berangan-angan, mungkin hanya dia yang mengerti proses belajarku. Tapi ternyata, ia jengah juga. Mungkin ia tidak sabar melihat aku yang sempurna baiknya. Aku masih aku, aku adalah aku, dan aku selamanya aku. Aku berusaha dewasa bersama waktu, yang ternyata waktuku sendiri, bukan waktunya. Ia mungkin merasa sejengkal waktu ini adalah perjalanan dari bumi ke planet pluto. Entah, waktu adalah relatif.

Atau mungkin ia lelah sudah bersabar dengan kelakuanku yang katanya curigaan ini. Menurutku aku belum menumpahkan airnya, namun lagi-lagi ia menganggapku menumpahkan semua airnya dan memecahnya hingga keping-keping.

Segala proses kutapaki dengan segala pecahan kaca diantaranya, tapi kamu masih mengiraku duduk santai di kursi kapuk. 

Kamu bilang kamu lelah, tapi aku sudah berdarah. Aku tidak pandai membela, tapi kamu terus mendorongku ke jurang. 

Aku bisa apa?

there are always people who underestimate you no matter what you do, either good or bad.

but,
the point is do not fall too deep into it. get up and catch your dream!


kita adalah satu perahu
yang tidak mampu mengendalikan ombak
yang mencari ketenangan
di tengah laut yang marah

arus terus membawa
ombak terus menerpa
angin terus berhembus
semakin jauh
semakin keras
semakin kencang
hingga daratan hanya serpihan kenangan

dan kita masih di sini
dengan perahu yang masih kokoh
menatap matahari yang mulai lelah
dan siap untuk tidur