Bagian favoritku saat sholat adalah sujud. Sujud saat sholat jelas banyak manfaatnya, baik manfaat buat tubuh maupun mental. Dari sekian deret manfaat sujud, aku paling ngerasain manfaat buat mentalku. Aku bukan orang yang tau kinds of sujood, but all i know, sujood is the best healer for our psychology.
and now i find you nowhere, even in my deepest heart.
i keep looking for you but nothing.
i try to feel you, but no one.
the whole space are screaming your name, but you don't listen.
1 Desember 2013, Pukul 17.14.
Hujan hari ini turun sama seperti beberapa hari yang lalu, sekitar pukul 5 sore. Dingin yang merasuk kulitku semakin berkoloni, tetapi mataku tetap terpaku pada layar. Aku mulai terbiasa menerjemahkan keadaan ke dalam kata-kata walaupun wajahmu lah yang menjadi keadaanku.
Butiran air hujan entah mengapa membentuk wajahmu dengan sempurna. Membuatku merindu begitu dalam menghujam tanah bersama air hujan. Menembus lapisan tanah paling dalam, dan hilang dari kerak bumi. Dan kau tak akan pernah melihat sebutir pun.
i heard an issue about Adam Lavine who won as a sexiest man alive 2013 haha! yes, i admit that he is sexy in body and his voice (everybody knows that). BUUUUUTTTT, i have my own sexiest m(e)n alive! I have two, by the way. hahaha here they are!
1. As the runner-up, i have a sexiest rapper alive. Armando!
Hours ago, my friend asked me something about college. She asked "according to you, if i choose medicine faculty at unair, is it too excessive for me?". Then, i said "impossible is nothing, right?". She replied "yes, you're right."
Today is 15th November and the end test is about a couple weeks left. 2 weeks isnt that long, fyi. I dont know, is time really goes fast or time pushes me into the future faster than normal? oh, i think the first statement is mostly right. Lately, i feel like a day isnt 24 hours again (or it is, but the second hand on the clock turns fast?).
After the end test, i'll have some intensive courses for UN and SBMPTN soon. Strategy must be ready for that fight and alhamdulillah i've got some (not really) great strategy. Sometimes, i wonder that i'll be the first student from my high school to continue my study in ITB. It would be great, right?
But, there is something depressing me. I wont (i mean not as often as when we're in high school) go out in saturday night with my best friends anymore. I will miss the moment when we went to house of sampoerna until (almost) midnight, how we spent 20k at Brum Cafe for a plate of icy pancake and a cup of hot choco, going to cinemas, or just going around the town.
I love my friends in IPA 2 (Expost), they are crazy and have many ways to make a whole class laughing! They are great, funny, kind, care, and great great great! I remember how i hated this class in the first week of school because there were my ex and his fan (at that time), FYI! I thought it would be worst class i ever entered. but, i was wrong. I even having great friends in this cool class (though he is still there). but no, i didnt focus on talking about my exboyf (and his fan), but it told you how life is totally fair when you feel it's not.
i am just not ready yet for the graduation which is less than 5 months:'(
Look at our faces! lol |
from left to right : Onny, Adam |
Aku jatuh cinta pada seorang lelaki. Dekat, tapi terasa jauh. Aku hanya bisa menikmati matanya. Dan karena mata itu, aku jatuh cinta. Tidak, matanya tidak indah--kata temanku. Warna matanya juga bukan warna favoritku--biru. Aku tidak jatuh cinta pada bentuk matanya ataupun warnanya. Tetapi, pandangannya. Aku selalu mati gaya karena pandangan. Sesuatu yang menurut orang lain, ah, biasa saja! Tetapi, bagiku, pandangannya dapat membuatku berguling girang sendirian, sementara ia bersembunyi dibalik kabut. I love the way he stares at me. Ada rasa yang menggelitik perutku saat ia menatapku. Ada esensi yang membuat cita rasa tatapannya menjadi berbeda.
Baik, aku juga mencintai senyumnya (maaf aku berbohong, padahal aku bilang aku hanya mencintai matanya). Senyum yang sepertinya dibumbui rasa malu, tetapi lucu. Manis. Senyum yang mungkin hanya aku dan dia yang tau. Ruang beserta makhluk-makhluk lain terasa luntur bersama waktu, menanggalkan kita yang bertukar senyum.... lalu kembali lagi ke dunia nyata, dimana tiada seorang pun menyadari hal itu.
ZIPPPP!
you will never know how i feel when he gives me his prettiest smile. oh, thanks for charges my mood up!
"jika aku mengatakan bahwa aku biasa saja jika berada didekatmu, itu bohong."tentu saja seluruh tubuhku bergetar hebat saat mendengar nama itu--namamu. sel-sel otakku berlompatan menghasilkan lompatan listrik kecil yang merambat hingga seluruh tubuhku. gila. berada beberapa sentimeter dari permukaan kulitmu saja membuat jantungku memompa darah lebih cepat. mataku kaku. tidak berani menoleh, apalagi menegur. maaf, aku tidak bermaksud begitu. aku hanya terlalu gugup.
Hari ini matahari bersinar lebih cerah dari biasanya, lebih sejuk dari biasanya, dan tampaknya lebih ceria dari biasanya. Entah mengapa, rerumputan sepertinya menari sesuai tempo lagu yang kudengarkan melalui iPodku. Angin semilir menyapu rambut yang dikuncir rapi oleh mama.
Tampak seorang pria dengan kaos Polo-nya yang kelabu. Rambutnya yang sudah lumayan gondrong ikut tertiup angin. Ia duduk membelakangiku. Sepertinya aku kenal.. tapi siapa?
Lelaki itu menoleh. Tidak, ia tidak tersenyum. Ia juga tidak tampak seperti guru fisika yang sedang darah tinggi. Lelaki itu sedang bersedih, sepertinya. Mata itu seperti menyuruhku untuk mendatanginya... dan sepertinya aku ingat tatapan ini. Tatapan yang aku harapkan sejak dulu, tatapan tanpa acuh. Seakan-akan ia menginginkanku--tatapanku. Kaki yang semula terpaku, akhirnya melangkah tanpa komando. Aku menghampirinya? aku menghampirinya!
Kemudian, aku duduk di sisi kanannya. Aku harap ia menoleh lalu tersenyum. Alih-alih menoleh, bahkan sepertinya ia tidak menyadari kedatanganku. Kami terdiam selama beberapa saat, tidak ada gerakan tangan sekalipun. Ia memulai gerakan duluan, dengan membuang muka ke sisi kirinya. Aku menoleh, memperhatikan reaksi terhadap diam. Aku bingung, di otakku berputar-putar banyak pertanyaan. Aku harus berani mengatakan sesuatu, apapun!
"Ada apa denganmu?," aku akhirnya memberanikan diri. "kau tampak..." belum sempat aku melanjutkan kata-kataku, tiba-tiba ia menangis.
Tangisan yang lebih dalam dari yang pernah aku tau tentang lelaki. Aku tau bahwa lelaki cenderung menyembunyikan perasaannya walaupun ia tak benar-benar bermaksud menyembunyikannya. Aku bingung, tapi tidak panik. Seakan kubiarkan saja tangisan itu mengalir di pipinya. Aku seharusnya tahu, tapi apa?
"Apa yang terjadi?" aku berbicara lagi, memegang pundaknya.
Dia terus saja menangis, tanpa suara. Aku juga tidak yakin apakah dia benar-benar menangis atau sekedar meneteskan air mata.
------------------
"BHAAAAA!!!! Bangun weyyy!" aku merasakan tubuhku diguncang oleh beberapa tangan--mungkin banyak orang.
Tubuhku terasa sangat lelah dan malas. Darah tinggiku mungkin saja muncul ditengah keributan orang-orang ini, pikirku. Setelah beberapa saat, aku tidak merasakan apa-apa. Oh, mungkin mereka sudah pergi, syukurlah. Mataku masih menutup, namun aku sudah sadar.
e - to be continued..
musik tidak ada yang sembarangan. tidak akan pernah. bagaimanapun musik diciptakan, ia tidak akan pernah sembarangan. butuh penghayatan dan pemahaman tingkat tinggi untuk menciptakan musik. terkadang, musik yang baik bukan dikomposisikan dengan sengaja. malah yang tidak sengaja mengalun di kepala komposer (atau siapapun) akan menjadi musik yang hebat.
saat ini sudah pukul 00.23 dini hari. udara di kamar tidurku mulai dingin dengan bantuan air conditioner bersuhu 21 derajad celcius. jujur, aku mulai kedinginan. peneranganku sudah berganti kepada lampu meja belajarku--dan layar monitor laptop. ya, aku masih terjaga. keadaan ini mendorongku lebih kuat--untuk menulis. aku tidak berharap ada yang membaca. aku hanya ingin mengungkapkan apa yang mungkin tidak ingin orang lain dengar. so, blog, listen to me.
Beberapa menit yang lalu, aku baru saja selesai menonton sebuah film Indonesia berjudul Rectoverso. Film ini merupakan gabungan dari beberapa kisah yang inspiratif. Dari 1 jam 20 menit film itu, aku mendapatkan 2 pelajaran penting. Pertama, kita hanya perlu menerima apa yang terjadi. Selama ini, aku banyak mengeluh dengan apa yang terjadi. Aku merasa diperlakukan tidak adil, dilupakan, dijadikan perkecualian. Tidak tau oleh siapa. Marah, kecewa, sedih, pada diri sendiri. Menyalahkan keadaan, bersumpah-serapah, semuanya terlakukan begitu saja. Terkadang, apa yang terjadi pada hidup kita--yang kita keluhkan--justru merupakan hal terbaik yang memang harus terjadi. Tidak, jika semuanya malah dirasa semakin buruk, itu hanya ilusi. Hal yang harus kamu lakukan adalah melepaskan. Apa yang dilepaskan? beban. Beban untuk melakukan sesuatu agar semuanya tampak baik-baik saja dan berada di jalurnya. Biarkan Tuhan menyelesaikan dengan cara ajaibNya. Akhir-akhir ini aku mulai menyadari keajaiban. IT IS REAL! ia kadang datang dengan sangat lembut, hingga kita tidak menyadarinya.
Kedua, alam semesta berhubungan, tidak ada yang kebetulan. Semua kejadian di bumi dan alam semesta sudah diatur. Keteraturan alam semesta yang tidak amburadul dan ternyata sangat rapi merupakan salah satu bukti jika alam semesta saling berhubungan--terikat. Ada seseorang yang pernah bilang bahwa kepakan sayap kupu-kupu di Tokyo dapat menyebabkan badai topan di New York. How great! It seems unbelieveable, but you know... it happened, right? Aku belum merasakan maksud dari beberapa 'kebetulan' yang terjadi di sekitarku. Mungkin memang bukan sekarang waktunya untuk terjadi, but i believe it will happen soon. Terlalu memusingkan jika kita memikirkan kebetulan-kebetulan ini, terlalu banyak, terlalu kompleks.
FYI, post ini selesai sekitar 23 jam setelah aku menulis baris pertama post ini. Ga penting sih, tapi gapapa lah hahaha(?)
BONUM NOCTEEEEE!><
"Hiyaaak, perang dingin antara batin dan pikiran mulai memanas bungggg!"
haha hai! no, no, it was not a joke. sampai aku menuliskan kalimat inipun perang masih sengit. bisa dibilang ini adalah self-war. sengit. kedua pihak selalu tidak pernah bosan memperjuangkan kemenangan. mereka berdua benar-benar menguras tenaga ku. akhir-akhir ini Pikiran-lah yang menjadi pemenang. and it isnt goes better.
aku tidak terbiasa melampiaskan keadaan yang kualami kepada orang lain. just my self, and my notebook--and my blog of course. perasaan jengkel, marah, kesel, sedih, terkadang ikut luntur bersama untaian kata tidak karuan yang aku tulis disini. 'takut' adalah hal paling sederhana yang mengacaukan pikiranku. i dont even know why i do afraid of being afraid. klise, emang. tapi gimana lagi? aku sudah berusaha untuk nggak takut, tetapi hal itu selalu terjadi.
aaah gatau, deh. tanggul emosiku sudah longsor. thanks for being there, Blog. much love xx
when laughing is just a mask to cover up the real feeling..
Pijakan kaki yang kaku ini meninggalkan jejak yang cukup panjang disepanjang bibir pantai, dan...
Aku masih memegang tangannya. Cahaya matahari yang sebentar lagi tertidur dibawah laut segera mengguyurku dengan sinar emasnya. Semilir angin sore yang lumayan hangat, malu-malu mencolek kulitku.
Do you know, guys? It feels greaaaaat! Greater than everything in 'da world! Ooooh, i am so exited!
"Kau tahu? Jika aku Dewa Neptunus, takkan ku biarkan manusia-manusia serakah datang kemari, karena mereka hanya perusak." Dia membuka pembicaraan, setelah sekian lama yang kudengar selama perjalanan ini hanyalah suara ombak yang rewel ingin dihiraukan.
"Aku tahu. Dan jika aku-adalah-aku, maka aku takkan membiarkanmu serakah karena tidak mau berbagi dengan manusia serakah lainnya," Aku tersenyum lalu mencolek hidungnya. "karena pada dasarnya semua manusia adalah serakah, sayang."
"Tapi aku tidak serakah.." Dia langsung menoleh dengan tatapan penuh keheranan. Aku suka sekali tatapan itu.
Aku kembali menatap hamparan ombak di sisi kiri tubuhku. Suara ombak-ombak ini menggetarkan gendang telingaku, memaksa untuk didengarkan.
"Aku baru saja mendengar sesuatu yang mengejutkan kemarin." Pandanganku ditarik kedalam matanya, dalam-dalam.
"Boleh aku tahu?" Ia menggapai tanganku, membalas tatapan.
"Seorang pria tampan di kelasku ternyata diam-diam menyukaiku," Ia tercengang, pandangannya kabur entah menatap siapa. Mungkin pasir--yang sejak tadi membisu. "bagaimana menurutmu, sayang?"
Kita berhenti berjalan lalu duduk diatas gundukan pasir putih. Ia masih diam.
"Apa yang membuatmu berpikir terlalu lama? Bukankah itu pertanyaan yang mudah?" Aku tau apa yang akan dia katakan terhadap pertanyaan yang sebenarnya tidak terlalu perlu dijawab.
"Bodoh. Tentu saja aku takkan membiarkan pria itu merebutmu!"
"Aku tidak bilang jika dia akan merebutku," Aku menata kembali kata-kataku. "aku hanya mengatakan bahwa dia menyukaiku. Bukan mencintai. Kau bahkan berpikir terlalu jauh." Tawaku pecah, lalu berhenti karena ia menatapku heran. Lalu tak berselang lama, ia tertawa lebih keras dari tawaku. Manis sekali.
"Dasar serakah!" Aku menepuk pundaknya lembut, lalu menyisir rambutnya dengan jemariku... lalu menggapai genggamannya lagi.
Begitulah kami, terus berjalan di tepi pantai menantang matahari. dihibur ombak yang terus bernyanyi sambil menari riang, hingga sang surya bersembunyi dibalik cakrawala senja.
...
Aku bisa merasakan suhu kamarku mulai menghangat.
Mimpi-mimpi sisa tadi malam masih mengapung di pikiran sadarku.
Aku ingat ada sebuah kastil menjulang tinggi dengan pilar-pilar megahnya.
...
Mataku masih terpejam. Perlahan kurasakan kilau kuning keemasan menyirami kelopak mataku.
Kutarik selimutku hingga dahi.
Aku sudah tersadar walau masih terpejam!
...
Sayup-sayup terdengar suara parau seorang pria mengusik telinga.
"Hei, ayo bangun!"
Aku menanggapi dengan deheman saja. Mataku masih berat untuk dibuka.
Ia menarik selimutku. Lalu kutarik lagi selimutku hingga menutup seluruh tubuhku.
"Kalau tertidur terus, kapan matamu akan melihat pria tampan dipagi hari?"
Mataku terbuka, masih didalam selimut.
Ia berkata lagi, kali ini sepertinya lebih dekat dengan telingaku,
"Wanita cantik tidak akan membiarkan tubuhnya terbaring hingga fajar berada tepat diatas kita."
Aku membuka selimutku, lalu bangkit.
HA!
...tidak ada siapa-siapa.
ada kalanya ketika huruf-huruf beterbangan tanpa pola-diudara
mereka-mereka yang mengontak jiwa akhirnya bergandengan menyatu
memindah-mindah diri mereka menjadi rangkaian penyejuk bahkan penghancur
merasuk sanubari hingga dasar terdasar
mengirim sinyal pada otak, lalu...
"HA? APA?" lalu aku terbangun.
cahaya matahari malu-malu menembus jendela, semilir angin tertahan pada kaca, cintamu melambai parau semakin jauh,
...dan langit masih mendung...
hai neptunus,
hari ini dia muncul dimanapun mataku menyorot
dia masih sama seperti beberapa bulan lalu...
masih saja mungil^^
jujur, aku tidak berani menatap matanya...
aku takut..
bola mataku selalu ingin menatap ke arahnya,
namun emosiku menariknya berlawan arah
tapi pada akhirnya semua kembali,
rinduku menumpuk... lagi.
akhir-akhir ini pikiranku lagi kacau. semua folder pikiran berhamburan gak karuan. mereka seperti mengamuk dan mencampur-adukkan diri mereka sendiri kemudian saling memisahkan.
semua pikiran, memori, emosi, bercampur tanpa instruksi. aku bingung.
Aku pingiiiiin banget ceritain semuanya, ke siapapun. SIAPAPUN.
tapi jujur, (lagi-lagi) aku bingung. ini semua jadi beban berat buat otakku, dan tentu saja buat mentalku.
aku ga tau harus mulai dari mana. semua terasa kusut. bahkan aku gak tau apa yang aku pikirkan.
untungnya aku ga kehilangan kendali emosi. untungnya. sangat sangat untung.
jadi orang yang berwatak tertutup kaya aku gini emang nyimpen terlalu banyak cerita.
aku bukan tipe orang yang dikit-dikit curhat. biasanya kalo masalahnya gede banget baru cerita,
atau paling enggak udah nyampe klimaksnya walaupun masalahnya ga gede banget.
fyi, ini BURUK BANGET. bahaya. semua orang bisa salah paham karena kita telat menceritakan masalah.
semua orang juga bisa beranggapan macem-macem kalo ga cepet-cepet bikin "conference pers" buat
jelasin semuanya.
aku pingin jadi orang yang sedikit terbuka sama orang lain, minimal sama sahabat atau.....orang tua.
tapi semuanya butuh proses, dan ini sangat panjang. daaaaaaaan, saya belum merasakan progressnya.
yaaaaaaa, hidup itu misteri. kita gatau gimana orang lain menilai kita. bagaimana oranglain menilai pribadi
kita. gimana semua orang menganggap kita. atau gimana hidup kita bakal berakhir.
post kali ini berantakan, ya? hehehe. maaf yaaaa. ini sesuai banget sama jalan pikiranku menit ini. semuanya acak-acakan. semuanya berantakan. aku selesaiin dulu post dini hari ini, takutnya makin ga karuan.
selamat malam, kamu. mimpi indah.-
ketika kereta api tidak membutuhkan rel-relnya lagi
ketika pesawat terbang rendah diatas kepala manusia
ketika mobil-mobil tidak lagi menjejakkan ban mereka pada tanah
ketika kapal laut tidak lagi mengapung dipermukaan laut
ketika seluruh gedung dibangun menembus awan
ketika peperangan tidak lagi dilakukan oleh sesama manusia
ketika suara hujan tertutup suara deruman mesin
ketika manusia dibuat dengan kloning gen
dulu aku pernah denger bang arief (@poconggg) pernah bilang kalo pada dasarnya semua orang ingin didengar. dan aku setuju banget.
Buat aku, sahabat yang baik bukan orang yang bisa nyelesaiin semua masalah sahabatnya. Sahabat yang baik justru orang yang mau mendengarkan cerita-cerita kita, apapun itu. Sahabat juga orang-orang yang menanggapi cerita kita dengan ikhlas, tanpa paksaan. Menanggapi bukan dalam arti mencarikan kita solusi, hmm... lebih ke "tanggapan yang meyakinkan dia kalau kita dengerin cerita dia dari awal sampe akhir".
Fyi, satu-satunya yang bisa nyelesaiin masalah kita, ya cuma kita sendiri. Kalau mau minta bantuan, minta sama Tuhan. Best friend isnt a Lord who can solve all your problems, dude. Dan saya pribadi lebih suka didengarkan daripada meminta mengharap solusi.
© [RUANG KATA]. Powered by Blogger and Manifest. Converted by LiteThemes.com