Rasuk.

Aku jatuh cinta pada seorang lelaki. Dekat, tapi terasa jauh. Aku hanya bisa menikmati matanya. Dan karena mata itu, aku jatuh cinta. Tidak, matanya tidak indah--kata temanku. Warna matanya juga bukan warna favoritku--biru. Aku tidak jatuh cinta pada bentuk matanya ataupun warnanya. Tetapi, pandangannya. Aku selalu mati gaya karena pandangan. Sesuatu yang menurut orang lain, ah, biasa saja! Tetapi, bagiku, pandangannya dapat membuatku berguling girang sendirian, sementara ia bersembunyi dibalik kabut. I love the way he stares at me. Ada rasa yang menggelitik perutku saat ia menatapku. Ada esensi yang membuat cita rasa tatapannya menjadi berbeda.

Baik, aku juga mencintai senyumnya (maaf aku berbohong, padahal aku bilang aku hanya mencintai matanya). Senyum yang sepertinya dibumbui rasa malu, tetapi lucu. Manis. Senyum yang mungkin hanya aku dan dia yang tau. Ruang beserta makhluk-makhluk lain terasa luntur bersama waktu, menanggalkan kita yang bertukar senyum.... lalu kembali lagi ke dunia nyata, dimana tiada seorang pun menyadari hal itu.

ZIPPPP!