Gaia dan Selene

seorang anak manusia berjalan dengan gelora amarahnya menyusuri puncak bukit.
ia menadahkan tangannya tinggi-tinggi dan berteriak diantara pepohonan,
"Tuhan, bangunkan sang Gaia! ia merusak malamku! aku tak bisa melihat apapun dilangit malam ini!"




perlahan aku rasakan sengatan listrik disebagian tubuhku..
"oh, ada apa wahai anak manusia?" kataku masih terselimut kantuk.
"lihat sahabatmu, lihat!" teriak pria itu.
aku yang masih mengantuk hebat, reflek menoleh mencari dewi malam itu.
but, hey where is she? i didnt see her!
aku semakin sibuk memutar kepalaku, i didn't find her anywhere!




aku mengkerutkan dahiku, menyipitkan mataku, seolah menghalangi sinar masuk terlalu banyak.
perlahan aku melihat setitik cahaya kekuningan di sudut alam semesta, ia tampak sangat sedih.
siapa dia? oh, ini dia dewi malam yang menghilang seketika dari pandanganku!
aku bersiul memanggilnya, tapi ia tak menoleh sedikitpun.





aku menjadi sangat penasaran..
siapa yang berani menakut-nakuti sahabat tercantikku ini?
aku akan menghukumnya habis-habisan! lihat saja!
hmm... aku mulai berpikir, siapa yang membuatnya seperti ini?


apakah Venus? tidak ia sudah pergi bersama Jupiter sejak subuh tadi.
apakah Jupiter? ah tidak-tidak.
apakah Uranus? tidak mungkin. Uranus adalah kekasihku yang penuh kasih sayang, ia tidak mungkin menyakiti sahabatku.
tunggu, siapa yang biasanya menemani Selene pada malam-malam sebelumnya?
aku ingat! Saturnus-Mars-Selene selalu muncul dalam rangkaian segitiga dilangit malam.
apakah Saturnus? aku pikir tidak. ia terlalu lugu untuk melakukannya.
apakah Mars? ia terkenal karena hidung belangnya dan dewa yang kejam, tapi ia adalah sahabat Selene dan Saturnus dan sahabatku juga.
apakah Helios? mungkin saja. ia yang memiliki wewenang terbesar untuk menakut-nakuti kami. ukurannya jauh lebih besar daripada kami.







aku langsung menghampirinya dan bertanya baik-baik.
"wahai Baginda Matahari, apakah semalam yang lalu kau menakut-nakuti Selene?" kataku lembut.
"apa kau bilang? menakut-nakuti Selene? apakah kau menuduhku, ha?! aku tidak melakukannya, bodoh!" jawabnya penuh amarah seakan tak terima dengan pertanyaanku.
"maafkan hamba, Baginda. hamba tidak bermaksud menuduhmu, hamba hanya bertanya. maafkan hamba, Baginda." kataku ketakutan, aku sama sekali tidak berani menatap koronanya yang membara.
"pergi kau dari sini!" Matahari mengusirku dengan sangat kasar, tampaknya ia benar-benar marah padaku.
aku langsung pergi dari hadapannya.



lama-lama aku makin penasaran, lalu perlahan mendekati Si Selene kembali.
tampaknya, rasa sedih Selene sudah mulai mereda.
dengan perlahan aku bertanya, 
"sebenarnya apa yang terjadi padamu, Selene? lihatlah, langit ini sangat indah!"


ia dengan pelan membuka mulutnya dan mulai menjawab..
"apakah kau tahu, Gaia? ini bukan salah Helios ataupun planet lain. aku hanya sedih karena
sebagian awan tebalmu menutupi sinarku. kasihan mereka yang telah menunggu sinarku
sepanjang hari ini." katanya lembut, membuat jantungku berhenti sejenak.

aku masih belum percaya ternyata aku sendiri yang membuat sahabatku ini bersedih.
aku terlalu fokus dengan kesalahan oranglain, sehingga aku lupa dengan diriku sendiri.
ini salahku. ini lucu sekali. sangat-sangat-sangat-lucu!
HA HA HA HA!


written by : Elda Shabrina
picture source : i got all these pics from a whole internet. i only edited some pics:)
so wdyt 'bout my writting, guys?